MOTIIVASIKU~

Namaku adalah Desi Ratnasari, nama yang sudah sangat familiar di Negeri ini. Ya, namaku sama seperti artis papan atas dimasa 80-an. Aku adalah orang Indonesia asli, yang terlahir di Indonesia dan akan mengabdi sepenuhnya pada Negara ini. Aku adalah seorang anak pedagang di sebuah kota besar dipinggiran Ibu Kota Negara, Jakarta (Bogor). Terkadang ayah ku mencari uang tambahan untuk mehidupi keluarga ini dengan menjadi kuli di pasar, karna uang yang di hasilkan perhari dari berjualan tidak cukup untuk menghidupi dengan tanggungan delapan orang. Aku anak ke dua dari tujuh bersaudara dari pasangan Basri dan Siti Rokoyah, aku memiliki 1 orang kakak perempuan dan lima orang adik laki-laki.
                 Aku memiliki cita-cita besar mengabdi pada negara, menjadi ahli fisika Indonesia atau ‘sekedar’ menjadi Guru Besar Fisika. Tapi semua itu hanya sekedar mimpi untuk anak seperti ku dengan keadaan kondisi ekonomi keluarga ku yang seperti ini. Ingin rasanya saya merasakan duduk dan mendalami lebih tinggi pelajran di bangku kuliah, di saat saya duduk di kelas 3 SMA teman-teman dan guru-guru bertanya kepada aku setelah ini aku akan melanjutkan hidup ku meraih cita-cita dan mimpi ku kemana? tapi aku hanya bisa diam dan tidak menjawab pertanyaan mereka karna aku menyadari bahwa orang seperti ku itu tidak akan pantas dan tidak mampu bisa masuk perguruan tinggi negeri dengan kondisi ekonomi orang tua ku seperti ini.

Tiba sudah waktunya pendaftaran SNMPTN, teman-teman ku sibuk untuk daftar kuliah di perguruan tinggi yang mereka inginkan, dan karena pikiran ku yang idealis aku tidak mendaftar satu PTN pun aku hanya bisa berdiam diri dan melihat teman-teman yang sedang daftar di ruang BK. Dan akhirnya diam nya aku terjawab sudah dengan pengumuman oleh guru bimbingan konseling ku di kelas, dia berkata bahwa jangan khawatir untuk orang-orang yang kondisi ekonominya kurang untuk bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negri karena ada beasiswa yang namanya “BIDIK MISI” disaat itu aku semangat dan berbicara kepada orang tua ku kalau aku ingin kuliah, aku menceritakan semuanya kepada ibu dan ayah ku tentang beasiswa itu, tersenyum lebar dan bahagia mereka mendengar kabar tentang beasiswa itu. Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk daftar PTN dan aku memilih PTN Universitas Gadjah Mada dengan jurusan teknik fisika karena aku ingin membuat mimpi ku menjadi nyata menjadi ahli fisika Indonesia.
Disaat pengumuman PTN itu tiba ternyata hasilnya aku belum lolos, aku lari dan memeluk ibu dan menangis karena kesempatan kali ini aku mengecewakan keluargaku terutama ibu ku yang selalu mendukung ku untuk bisa kuliah, kesempatan pertama ku hilang lenyap dan sia-sia gitu saja. Kembali diam dan tertunduk ntah apa yang harus aku lakukan untuk dapat membanggakan orang tua ku untuk bisa kuliah,Ternyata waktu yang menjawab semua pertanyaan ini, guru ku bicara kepada ku masih ada kesempatan untuk bisa kuliah di Perguruaan Tinggi Negeri  karena masih ada jalur tulis dan mandiri, aku bergegas untuk pergi ke warnet dan segera mendaftar jalur tes lainnya, aku mengikuti semua tes dan tetap saja hasilnya aku gagal, 9 kali aku mengikuti tes masuk dan 9 kali juga aku gagal, tentu saja ini membuat lingkunganku pada bilang aku bodoh, pemimpi, egois,dan segala macam. Tapi tak apalah, aku anggap ini termasuk sebuah cobaan untuk dilewati sebelum sukses.

Tekanan batin dan mental semakin aku rasakan saat aku tidak lolos masuk perguruan tinggi negeri. Ingin rasanya kuliah walau harus kuliah di PTS tapi itu tidak akan aku lakukan untuk bisa daftar di PTS karena aku menyadari keadaan kondisi ekonomi keluarga ku. Disaat teman-teman sebayaku sudah mulai sibuk dengan aktivitas ospeknya. Dan aku paling malu saat ditanya teman-teman sebaya aku “kuliah dimana?” sungguh aku hanya bisa menggit jari. Tapi untunglah,disaat aku berada di dasar lembah kebingungan  kakak ku memberi tau kepada ku tentang BEASTUDI TERPADU SARJANA DHUAFA BERPRESTASI STT TERPADU NURUL FIKRI, ya semoga ini adalah jawaban semua pertanyaan ku untuk bisa merasakan bangku kuliahan dan membanggakan kedua orang tua ku dengan tidak mau membuang buang kesempatan kali ini, karena aku ingin sekali kuliah. Manusia hanya bisa berencana dan bersabar dengan cara yang paling indah. Sebaik-baiknya rencana manusia, percayalah bahwa takdir Tuhan itu lebih indah. Dan semoga ini awal dari menuju kesuksesanku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MVC Model-View-Controller

Algoritma dan Flowchart Untuk Menentukan Bilangan Terbesar