Cerpen pertama :)
“HANDPHONEKU SAHABATKU”
Terdengar
lagu yang berdering dari handphone membuat aku terbangun. Dengan keadaan
sedikit sadar aku segera mencari handphoneku, meraba tombol handphone dan
segera aku menekan tombol untuk mematikannya karena lagu itu mengganggu
tidurku.
Kemudian
aku melanjutkan tidur setelah mematikan lagu tersebut, setelah mematikan lagu
yang berdering dari hanphoneku, ibu pun masuk ke kamar dan membangunkan
tidurku.
“Desi.. ayo bangun” ucap ibu sambil
membangunkan ku.
“Iya sebentar ibu, aku masih
mengantuk” jawab aku.
“Hari ini kan hari pertama kamu
masuk sekolah, dan hari ini juga ada MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru)
nanti kalau terlambat bagaimana?” ucap ibu.
“Oh, ya ampun kenapa ibu baru
bangunkan aku? Bisa-bisa aku terlambat hari ini, sedangkan aku harus sudah sampai
sekolah pukul 6 pagi.” Gertak aku kepada ibu sambil bergegas menuju kamar mandi
dan segera menyiapkan diri untuk berangkat sekolah
Ternyata
lagu yang berdering dari handphone tadi, itu alarm yang aku atur semalam agar tidak
terlambat kesekolah hari ini. “Sepertinya hari ini aku akan terlamabat sekolah.”ucap
aku.
Suasana pagi
hari yang menyejukan hati membuat aku semangat untuk melangkahkan kakiku menuju
sekolah. Hari ini hari pertamaku masuk sekolah SMP. Terlihat sibuk diriku
bergegas menyiapkan diri untuk berangkat sekolah, suasana rumahpun tampak
berbeda, orang-orang dirumah ikut sibuk membantuku. Tak lupa dengan handphone, si
ping handphone kesayanganku walau hanphone itu hanya dapat digunakan untuk
telepon dan sms saja, tapi aku senang memiliki handphone itu karena handphone
itu handphone pertama yang ayah belikan untukku.
“Ibu aku berangkat sekolah dulu
yah.” Ucap aku dengan melangkahkan kakiku menuju pintu rumah.
Saat
aku berdiri depan rumah aku melihat ayah sedang duduk di depan rumah sambil
membaca koran. “Mungkin ayah mau mengantarkanku ke sekolah.” Ucap aku sambil
menghampiri ayah.
“Ayah, apakah ayah bisa
mengantarkan ku kesekolah?” Tanya aku kepada ayah.
Ayah menjawab “Oh yasudah ayah
keluarkan motor dulu.”
Selagi
ayah mengeluarkan motornya, aku menunggu ayah di depan halaman rumah, dengan
hati yang cemas dan gelisah, tak sengaja aku membentak ayah agar ayah bisa
lebih dipercepat untuk mengeluarkan motornya karena waktu sudah menunjukan
pukul 6 kurang dan untuk sampai sekolah saja butuh waktu 30 menit. Aku dan ayah
segera untuk berangkat menuju sekolah.
Sesampai
disekolah ternyata gerbang sekolah sudah di tutup, baru hari pertama tapi aku
sudah membuat kesalahan yang fatal terlambat sekolah, segera aku mengahampiri
kakak kelas yang ada di depan gerbang untuk izin agar dapat masuk sekolah dan
bisa mengikuti MOPDB, saat aku menghampiri kakak kelas tiba-tiba ada seorang
siswa yang berdiri di samping aku, ternyata dia siswa baru yang terlambat
seperti diriku, dari sekian banyak murid baru di sekolah tapi hanya aku dan dia
yang terlambat di hari itu.
Setelah
itu kita berdua disuruh untuk mengeluarkan barang-barang bawaan yang harus
dibawa, satu persatu barang bawaan kita keluarkaan ternyata ada satu barang
yang siswa itu tidak membawanya, semakin marah kakak kelas itu kepada siswa
itu, “Sudah terlambat tapi masih ada saja barang bawaan yang tidak kamu bawa.”
Ucap kakak kelas kepada siswa itu. Tapi siswa itu hanya diam tidak menjawab
pertanyaan kakak kelas, akupun ikut terdiam karena terkejut dengan ucapan kakak
kelas. “Aku baru ingat, ibu pernah mengatakan kepadaku sebelum aku berangkat,
bahwa di dalam tasku,ibu selalu menggandakan barang bawaanku yang harus aku
kumpulkan kepada kakak kelas.”
“Kak, maaf aku mempunyai lebih,
mungkin ini bisa menggantikan barang bawaan yang tidak dia bawa.” Ucap aku kepada
kakak kelas dengan memberi barang itu kepada kakak kelas.
Murid-murid
yang lain sedang berbaris di lapangan mendapatkan materi tapi aku dan dia masih
berdiri di depan mendapatkan sedikit arahan agar tidak terlambat di hari-hari
berikutnya. Berdiri lama berdua dengan dia tapi aku tidak tau siapa nama dia.
Setelah itu kakak kelas itu menyuruh kami untuk berkenalan agar kita bisa
saling mengenal.”Akhirnya aku tau siapa nama dia, siswa itu bernama Muhammad
Saleh.” Aku dan dia saling berknelan dan setelah itu kita disuruh untuk
bergabung dengan siswa-siswi lainnya di lapangan untuk mendapatkan materi dan
mengikuti MOPDB hari pertama. Akupun segera mencari kelompokku, dan dia juga
mencari kelompok dia, ternyata kita berdua tidak satu kelompok, kita pun melanjutkan
MOPDB hingga usai dihari pertama itu.
Saat aku
bergabung dengan kelompokku, aku berkenalan dengan salah satu siswi, seharusnya
aku berkenalan dengan seluruh siswa-siswi yang berkelompok dengan ku tapi hari
pertama aku masih malu-malu untuk berkenalan jadi aku lebih memilih berkenalan
dengan yang duduknya berdekatan dengankku, aku berkenalan dengan siswi yang
bernama ayunda dia duduk persisis di sampingku karena aku hanya dekat dengan
dia, aku saling bertukar nomor handphone dengan dia agar kita bisa lebih mudah untuk menghubungi.
Usai
sudah MOPDB pertama, aku pun segera bergegas untuk pulang. “Hayo Ayunda kita
pulang, nanti aku sms kamu yah?” ucap aku kepada ayunda sambil berjalan menuju
gerbang sekolah. Saat aku dan ayunda tepat berdiri di depan gerbang sekolah,
ada sesorang yang memanggil aku dari belakang. Berhenti sejenak aku dan ayunda
menoleh kebelakang dan mencari tau siapa yang memanggil aku. Tak lama kemudian
ada sesorang yang mengahampiri aku dan ayunda, sempat aku berfikir menanyai
kepada diriku sendiri siapa siswa itu mengapa dia memanggil namaku?
“Hay..kamu Desi kan? Aku Saleh
yang tadi di hukum bareng gara-gara terlambat.”Tanya saleh kepadaku sambil
menjulurkan tanggan nya kepadaku.
“Oh iya Saleh, ada apa yah?”
jawab aku
“Aku mau mengucapkan terima kasih
sama kamu, karena kamu udah membantu aku.” Ucap saleh
“Iya sama-sama saleh.” Jawab aku.
“Aku boleh minta no hanphone kamu,
aku hanya ingin berteman dan agar lebih mudah untuk berkomunikasi? Ucap saleh
sambil menjulurkan handphone yang ada ditangannya,
Lalu akupun
mengambil handphone yang diberikan saleh dan segera memasukan nomor handphoneku,
aku dan ayunda segera melanjutkan perjalanan pulang kerumah, sesampai dirumah
akupun segera bergegas mengerjakan tugas dan menyiapkan barang bawaan yang
harus dibawa esok hari, agar aku tidak terlambat dan tidak mendapaktan hukuman
dari kakak kelas lagi.
Setelah aku
menyiapkan persiapan untuk esok hari aku segera bergegas ke kamar untuk
beristirahat karena merasa lelah setelah kegiatan hari itu. Saat aku berbaring
di kamar aku selalu melihat handphone kesanganku. Tak lama kemudian saat aku
sedang mendengarkan lagu di handphone menggunakan hadseet tiba-tiba lagu yang
aku dengarkan berganti sendiri, segera bergegas diriku untuk memeriksa handphoneku
ternyata ada pesan masuk ntah siapa yang sms, dengan no yang tidak dikenal.
Sms yang masuk
bertuliskan “Hay selamat malam desi?” sejenak aku berdiam dan rasa penasaran
aku semakin tinggi ingin tau siapa yang sms ke no aku ini, segera aku membalas
pesan masuk itu, dengan membalas “iya malam juga, ini siapa? Ada keperluan
apa?” dan setelah aku membalas pesan masuk itu sedikit aku memikirkan dan
timbul rasa penasaran “siapa orang ini, kenapa orang ini tiba-tiba sms ke nomor
handphoneku?” tak lama kemudian, handphoneku mengganti lagu yang aku sedang aku
dengar menjadi lagu tanda ada pesan masuk, segera aku membuka pesan masuk itu,
orang itu membalas “Ini Saleh desi, yang tadi pulang aku meminta nomor
handphone kamu, save nomor hadphoneku yah! Aku
ingin menanyai apa kamu sudah menyiapkan peralatan dan tugas yang harus
besok dibawa?. Aku tertawa kecil senyum-senyum sendiri merasa aneh jika saleh
smsku. Akupun melanjutkan sms dari dia hingga larut malam, terasa waktu singkat
kitapun mengusaikan sms kita, dengan sms terakhir dia mengajak aku berangkat
bareng dengan dia esok hari. Akupun segera tidur tidak sabar untuk bertemu esok
hari dengan dia.
Pagi ini sangat
cerah membuat diriku semangat untuk melangkahkan kakiku menuju sekolah, akupun
bangun lebih awal dari biasanya, disaat keluargaku belum terbangun, yang
biasanya aku dibangunkan oleh ibuku kini aku yang membangunkan ibuku dan
orang-orang yang ada dirumah. Saat aku duduk di meja makan sedang asyik sarapan
dengan mendengarkan lagu yang ada di handphone kesayanganku, tiba-tiba terdengar
ketukan pintu dari luar, tok tok tok “assalamualaikum” segera aku berjalan
membukan pintu mencari tau siapa yang mengetuk pintu rumahku pagi-pagi sekali.
Kubukakan pintu sambil menjawab salam, dan ternyata orang yang mengetuk pintu
rumahku saleh. Dia mengajakku untuk berangkat lebih awal agar kita tidak
dihukum kakak kelas lagi, akupun menyuruh saleh untuk menunggu diruang tamu dan
segera aku pergi ke kamar untuk mengambil tas agar saleh tidak menunggu aku
terlalu lama dan kita tidak terlambat sampai disekolah. Aku dan salehpu
bergegas untuk berangkat menuju sekolah.
Setelah sampai
sekolah ternyata kita datang lebih awal dari biasanya walau tidak datang
pertama tetapi kita berdua tidak melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Aku
dan dia mengikuti MOPDB hingga usai tidak ada pelanggaran hari ini yang kita
lakukan. Selama MOPDB berlangsung hingga penutupan MOPDB kita selalu berangkat
bareng dan tidak terlambat seperti MOPDB hari pertama yang kita melakukan
kesalahan yang fatal. Tetapi jika aku dan dia tidak melakukan kesalahan itu,
mungkin kita tidak akan kenal satu sama lain. Kita berharap kita tidak berteman
saat MOPDB saja tetapi berteman untuk selamanya hingga akhir hayat.
Setelah penutupan
MOPDBB keesokkan di sekolah ada pembagian kelas, dimana kelas yang kita
tempati, berharap aku dan dia dapat sekelas ternyata harapan kita berdua salah
kita tidak sekelas aku menepati kelas 7f dan dia menepati kelas 7c putus
harapan kita untuk dapat sekelas. Tetapi tidak sekelas bukan berarti kita
berteman hanya sampai sini. Aku dan dia selalu berkomunikasi lewat handphone
kesayanganku handphone ping handphone pertama yang dibelikan orang tuaku walau
hanya bisa digunakan untuk sms, telepon, mendengarkan radio, music, dan kamera.
Tapi handphone ini alat bantu aku untuk dapat berkomunikasi dan selalu berteman
dengan saleh.
Handphone yang
biasanya aku gunakan hanya untuk ada sms dan telepon yang penting, kini
handphoneku selalu aku gunakan setiap saat bahkan tidak mau lepas dengan
handphone ini sejak aku mengenal saleh, karena saleh selalu menghubungiku
perhatian dan selalu ada buat aku jika aku butuh dia. Bahkan disekolah dan
orangtua kita menganggap bahwa kita pacaran karena aku dengan dia selalu
bersama kemanapun kita pergi, kita selalu bermain berdua tapi setiap kita
bermain kita selalu manfaatkan memori handphone kita untuk berfoto agar ada
moment yang kita ingat hingga tua nanti.
Saat kita duduk
dikelas 9 dan semakin dekat menuju UN kita selalu belajar bersama agar kita bisa
lulus dengan mendapatkan nilai terbaik. Usai sudah UN yang kita ikuti dua bulan
kemudian hasil UN keluar. Alhamdulillah hasil UN ku mendaptkan nilai yang cukup
tinggi di SMPku, aku segera bergegas berlari menuju kelas saleh untuk
memberitahukan ke salah.
“Saleh, lihat deh hasil UN yang
aku peroleh!” ucap aku kepada saleh dengan memberikan hasil UNku kepada dia.
“Wah..coba aku lihat hasil UN
kamu? Wah iya des, nilai UN kamu sangat bagus.” Jawab saleh sambil menjulurkan
tangan dengan mengucapkan selamat atas nilai yang aku peroleh diakhir sekolah
ini, salehpun ikut merasakan kesenangan yang aku alami.
“Iya saleh alhamdulilah ternyata
usaha kita gak sia-sia yah.” Jawab aku dengan rasa bersyukur.
“coba aku lihat hasil UN kamu?
Kamu juga mendapatkan nilai yang baguskan saleh?” Tanya aku sambil menarik hasil UN milik dia. Terkejut
terdiam sejenak dan banyak pertanyaan dibenakku saat aku melihat hasil UN yang
saleh peroleh, ternyata hasil UN yang saleh dapati sangat jauh dengan hasil UN
yang aku peroleh.
“Kamu kaget yah dengan hasil UN
yang aku peroleh, maafin aku yah aku tidak bisa mendapatkan hasil yang baik
tidak seperti kamu, tapi kamu harus senang dong, kamu pasti bisa melanjutkan ke
SMA yang kamu favoritkan?” ucap saleh sambil merangkulku.
“ Kenapa kamu bisa mendapkat
nilai seperti ini?” Tanya aku sambil mengembalikan hasil UN milik dia.
Dia menjelaskan
kepadaku penyebab semua ini, jadi saat UN pertama akan berlangsung, dia tidak
membawa pensil 2B asli yang harus digunakan saat ujian berlangsung. Sempat ingin
meminjam pensil keteman sampingnya dan ternyata temannya tidak membawa pensil
lebih, sehingga dia menggunakan pensil yang ada di dalam tasnya, walau jawaban
dia yakin dihari pertama tetapi karena pensil itu hanya beberapa jawaban yang
terdeteksi oleh komputer jadi ada satu mata pelajaran yang membuat hasil UN
yang diperoleh sangat jatuh.
Aku dan saleh
pernah berkata bahwa kita akan satu SMA, tetapi allah berkehendak lain tenyata
kita memang ditakdirkan tidak satu sekolah lagi. Tapi tidak satu sekolahnya
kita bukan sebagai penghalang persahabatan yang kita buat selama ini, walau aku
mendapatkan teman baru dan sama sebaliknya dia juga mendapatkan banyak teman
disekolahnya.
Kita memang beda
sekolah, tapi dia tidak pernah tidak menguhubungiku seharipun, dia selalu
menceritakan apa yang dialami setiap harinya mau kejadian di sekolah ataupun
diluar sekolah. Handphoneku penuh dengan pesan masuk dan panggilan dari dia,
bukan hanya itu yang memenuhi handphoneku bahkan foto-foto di handphoneku hanya
ada foto aku bersama dia.
Dulu
saat kita satu sekolah kita selalu bertemu tiap hari, mau itu hari libur tapi
kita selalu menyempatkan untuk bertemu walau hanya beberapa menit. Tapi kini
sejak aku beda sekolah dengan dia, tugas sekolah semakin banyak sehingga
terkadang aku untuk bertemu dia hanya sebulan sekali. Rasa kangen yang aku
rasakan tidak bertemu dia sehari saja semakin tinggi ingin rasanya aku
mengulang masa smpku selalu bersama dengan dia. Tapi rasa kangenku hanya
terbayar dengan sms dia dan foto-foto yang ada di handphoneku.
Terlalu sering
aku menggunakan handphone ping itu untuk menghubungi dia hingga baterai
handphoneku bocor dan sulit untuk dicas, rasa cemas yang aku alami semakin
tinggi, takut aku tidak dapat menghubungi saleh karena handphone ping handphone
pertamaku rusak. Sempat banyak pertanyaan dibenakku sejak awal aku masuk SMA
banyak teman-temanku menggunakan handphone yang layar sentuh atau handphone
yang banyak media sosialnya atau banyak aplikasi di dalam handphonenya. Aku
sedikit malu melihat handphone yang aku miliki tidak secanggih handphone yang
teman-teman aku miliki. Handphone yang aku gunakan hanya handphone jadul yang
hanya digunakan untuk berkomunikasi lewat sms dan telepon. Tetapi semakin
canggin teknologi di zaman sekarang semakin banyak orang menggantikan handphone
jadulnya menjadi handphone tren saat ini.
Sempat aku
meminta ke orangtua untuk membelikan handphone baru karena handphone ping yang
aku guanakan sudah tidak layak di pakai. Dan ternyata orangtuaku mau membelikan
handphone baru untukku, saat itu aku hanya diberikan uangnya saja oleh
orangtuaku dan menyuruh aku membeli handphone sendiri.
Segera aku
menghubungi saleh, agar dia mau mengantarkan aku membeli handphone baru, dan
hari itu juga ternyata dia sama ingin membeli handphone baru, kitapun segera
bergegas menuju pusat handphone. Bingung banyak pilihan handphone disini tapi
aku dan dia tidak tau bagaimana kualitas handphone handphone ini sehingga kita
banyak bertanya kepada sipenjual ada macam-macam handphone apa yang digunakan
di zaman sekarang, ternyata si penjual mengeluarkan sebuah handphone layar
sentuh, yang penggunaannya disentuh oleh jari. Ternyata handphone yang banyak
digunakan oleh teman-teman sekolahku itu ANDROID namanya Sistem operasi yang
berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer
tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti
bergerak. sumber : wikipedia
Aku dan saleh
tertarik dengan handphone yang ditawarkan sipenjual itu, kitapun membeli
handphone yang sama merek dan sama versi di hari itu. Harga handphone android
juga terjangkau murah karena sistem operasi handphone android itu bersifat
gratis atau open source. Tetapi banyak kelebihan dari handphone android itu
sendiri, seperti media sosial yang mudah digunakan untuk alat berkomunikasi dan
banyaknya aplikasi-aplikasi lainnya .Tidak heran banyak orang-orang yang
berpaling dari handphone jadulnya menjadi handphone android karena mengikuti
zaman.
Hari itu sangat
menyenangkan untuk aku dan saleh karena hari itu bukan hanya aku mendapatkan
handphone baru tapi aku juga bisa bertemu dan bermain dengan saleh seharian.
Dan hari itu juga sengaja kita rencanakan untuk meluangkan waktu agar kita
dapat bermain dan menghabiskan waktu kita bersama karena sudah cukup lama kita
tidak bermain bersama seperti waktu kita masih duduk dibangku smp. Terbayar sudah rasa kangen kita dihari ini.
Banyak hal-hal
konyol yang kita lakukan dengan handphone baru itu, dari memenuhi memori
handphone kita dengan ulah kita yang selalu selfie, membuat video-video aneh
bersama, terkadang dengan handphone itu kita sering foto orang-orang yang ada
disekeliling kita. Di handphone baru kita banyak kenangan yang tersimpan. Walau
kita memang jarang bertemu tapi handphone ini membayar rasa kangen kita
masing-masing.
Masa-masa SMA
akan segera usai, semakin dekat dengan UN dan penuntuan kita untuk melanjutkan
hidup kita kedepannya. Aku dan dia ingin memiliki cita-cita mengabdi untuk Indonesia dengan melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, segala persiapan kita lakukan demi meraih mimpi kita
bersama, walau kita memiliki cita-cita berbeda tapi aku dan dia selalu berharap
persahabatan kita akan selalu bersama.
Hampir setiap
sekolah sedang ramai-ramainya dalam pembagian hasil UN dan mempersiapkan perpisahan
sekolah, Karena perpisahan sekolah saat SMA adalah moment yang paling indah
dimana saatnya kita melepaskan seragam sekolah selama 12 tahun yang kita
jenjangi selama menduduki bangku sekolahan. Pasti setiap sekolah mengadakan
perpisahan dengan sesuatu hal yang tidak akan terlupakan, sehingga banyak
berbagai macam sekolah membuat perpisahan semeriahnya, seperti mengadakan
perpisahan diluar sekolah dengan mengadakan banyak acara diluar sekolah atau
perpisahan seperti wisuda mengenakan pakaian-pakaian rapih yang biasanya
diadakan di gedung atau di dalam sekolah.
Saat itu sekolah
aku memilih perpisahan dalam acara seperti wisuda yang diadakan digedung yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolahku. Aku mempersiapkan perpisahan dengan
semaksimal agar moment terakhir ini tidak akan pernah terlupakan dengan teman-teman
SMA. Bannyak berbagai macam acara yang diadakan saat perpisahan sekolahku itu. Saat
itu aku hadir dengan orangtua serta aku juga tidak lupa untuk mengajak saleh
diacara perpisahan hari itu. Banyak moment indah yang tidak aku terlewatkan
saat hari itu, tak lupa aku abadikan moment ini dengan seperti biasa mengahabiskan memori
handphone untuk berfoto-foto dengan teman-teman begitu pula dengan saleh,
karena jarang sekali untuk aku berpakain rapih dan dapat kumpul seperti
perpisahan itu.
Tak jauh dari perpisahan
sekolahku hanya berselang satu minggu dengan perpisahan sekolahku, sekolah
saleh juga mengadakan tetapi sekolah dia memilih untuk mengadakan perpisahan
sekolah dengan mengunjungi pantai. Saat ada pemberitahuan bahwa perpisahannya
diadakan di pantai, saleh tak lupa memberitahu dan mangajakku untuk ikut menemani
dia mengikuti acara hingga usai, dia juga memaksa agar aku meluangkan waktu
untuk dapat hadir diacara perpisahan sekolahnya. Tapi dikarenakan ada acara
yang sangat penting, aku menolak ajakan dia untuk tidak dapat hadir menemani
dia diacara perpisahan sekolahnya. Rasa kecewa yang tinggi dia rasakan karena
tolakkanku itu. Tapi karena dia mengerti posisi aku, salehpun memaklumin jika
aku tidak dapat menemaninya.
Dia berangkat ke
lokasi sehari sebelum acara perpisahan itu dimulai. Berangkat dengan
teman-teman sekolahnya tetapi karena acara perpisahan sekolah yang diadakan
sekolah hanya formal untuk siswa jadi
saleh dan teman-temanya tidak berangkat dengan orangtua mereka. Malam sebelum
berangkat dia smsku.
“Des, esok hari aku akan
berangkat ke pantai, tetapi sebelum aku berangkat aku ingin bertemu kamu di
depan sekolahku.” Pesan masuk dari saleh, saat itu hari sudah larut malam, aku
juga mengabaikan pesan dari dia karena saat itu aku sudah tertidur pulas.
Lagu
yang berdering dari handphone pagi hari itu mengganggu tidurku, dengan cepat
aku mematikan lagu itu agar aku dapat melanjutkan tidurku. Tak lama kemudian
handphoneku berdering kembali, dengan deringan yang sama sebelumnya. Tapi aku
semakin mengabaikan deringan lagu itu dan menutupkan telingaku dengan bantal
agar aku tidak terganggu dengan deringan dari handphone karena hari itu adalah
hari libur sehingga ini waktunya untuk aku bangun siang.
Waktupun semakin
siang, kepalaku juga terasa semakin pusing karena terlalu lama tidur. Saat aku
bangun tidur aku segera mencari handphone untuk melihat jam. Dengan mata yang
masih mengantuk, tiba-tiba aku melihat bahwa banyak panggilan dan pesan masuk
dari saleh di handphoneku. Ternyata lagu yang berdering tadi bukan alarm tetapi
panggilan masuk dari saleh. Dengan cepat aku membaca sms dari dia dan ternyata
semalem dia mengajak untuk aku bertemu sebelum dia berangkat ke lokasi. Tetapi
karena aku terlalu pulas, aku tidak bertemu dengan dia. Segera aku menelepon
dia untuk menjelaskan semua dan meminta maaf. Dia juga memaklumin aku juga
menyuruh dia untuk memberi kabar aku tiap apa yang dia lakukan dan mengirimkan
foto-foto semua aktifitas dia, agar aku tidak terlalu cemas dengan dia.
Keesokan harinya
tiba-tiba aku merasa cemas dengan dia, tiap saat aku hubungi dia tapi tidak ada
respon dari dia sama sekali, mungkin karena sedang asyik dengan teman-temannya
aku memaklumin agar dia bisa bersenang-senang dengan teman-temannya, karena
moment saat perpisahan adalah moment yang paling indah.
Sehari, dua
hari, tiga hari, tidak ada kabar dari dia. Timbul sudah rasa cemas dan kegelisaanku
memikirkan dia, karena tidak biasanya dia tidak menghubungiku hingga tiga hari
ini. Tidur tidak nyenyak, semakin jarang melakukan aktifitas dan kerjaanku
hanya menunggu memegang handphone berharap saleh menghubungiku. Tiba-tiba saat
aku sedang melihat foto-foto aku dan saleh, handphoneku berdering tanda ada
panggilan masuk tetapi dengan nomor yang tidak dikenal. “siapa yang menelopon ya?
Semoga ini saleh?” dengan harapan yang cukup tinggi. Dengan semangat aku
mengangkat panggilan masuk itu.
“Hallo.assalamualaikum, dengan
siapa?” Tanya aku kepada sipenelepon.
“Walaikumsalam, ini desi yah?
Saya afif des, temen smp kamu.” Jawab sipenelepon.
“Oh iya afif aku inget, ada apa
yah, ko kamu tau no aku? Tanya aku.
“Iya, ada yang aku mau bicarakan
des, bahwa saleh meninggal tenggelam di pantai, tapi alhamdulilah jasadnya
sudah ketemu dan sudah dimakamkan kemarin des.” Jawab afif.
Terdiam sejenak
saat afif menjelaskan semuanya, bahwa saleh sudah meninggal. Langsung aku
mematikan telepon dari afif dan segera bergegas menuju rumah saleh untuk pergi
ke pemakaman saleh. Banyak rasa penyesalan yang aku rasakan tidak mewujudkan
keinginan dia untuk aku bertemu dia sebelum dia berangkat dan tidak dapat
menemani di acara perpisahan dia bahkan aku tidak sempat untuk melihat
pemakaman dia. Ternyata aku baru sadar bahwa paksaan dia mengajakku itu agar
aku dapat melihat dan bertemu dia untuk terakhir kalinya.
Merasa bersalah,
dihari terakhirnya dan saat dimakamkan aku tidak ada disamping dia. Kini aku
sendiri tidak ada sesosok sahabat yang seperti dia. Rasa kangenku hanya
terbayar dengan foto-foto dan makam kuburan dia. Mencoba ikhlas dan merelakan
semuanya walau sulit, tapi jika aku terus-terusan menangisi dia itu hanya dapat
menyiksa dia, kini handphoneku hanya sebagai kenangan dari dia, handphoneku
sahabatku. Terima kasih engkau telah mengajariku artinya sahabat sejati. Semoga
kamu tenang dialam sana. Aku dan dia akan selalu menjadi sahabat selamanya.
Komentar
Posting Komentar